“Pendidikan”
medan juang atau lapangan pekerjaan?
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, predikat ini
nampaknya sudah tidak asing lagi bagi sosok guru. namun kenyataanya, dewasa
ini profesi keguruan seolah-olah menjadi
sumber pangan yang menjanjikan. Lalu dimana gelar kehormatan yang selama ini
diamanatkan kepada seorang guru?. Gelar
ini tidak diberikan oleh penguasa dengan bentuk bintang yang menempel di bahu,
tidak pula diberikan kepada sang juara dengan bentuk piala dan tepuk tangan,
tapi gelar ini diberikan oleh kepercayaan masyarakat kepada pribadi mulia yang
mereka hormati karena pengabdiannya. Kehormatan ini tidak diukur dari Ijazah
yang bisa dibeli dan nominal yang diperoleh di setiap akhir bulan, tapi
penghormatan yang teramat mulia itu hanya pantas dimiliki oleh mereka para insan
pengabdi.
Pendidikan adalah “medan” juang yang menuntut
pengorbanan dan perjuangan, bukan hanya sekedar “lapangan”
pekerjaan yang menjanjikan kemenangan. Kecenderungannya lebih kepada ikhlas
memberi dari pada sekedar mengharapkan imbalan.
Lalu, untuk apa mengajar kalau tidak untuk dibayar?, untuk apa belajar
kalau tidak untuk bekerja?
Menjadi pengabdi bukan berarti menolak untuk digaji, menjadi pendidik
bukan berarti tidak memantaskan diri untuk mengantri mendaftar CPNS dengan
iming-iming gaji dan tunjangan yang
memadai, bukan sama sekali. Hanya saja,pada prinsipnya seorang pendidik sejati
harus lebih sadar akan tanggung jawab dan kewajibannya
mencerdaskan anak bangsa menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur.
…IKHLAS BERJUANG…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar