Labels

Kamis, 16 Mei 2013

makalah perkembangan bimbingan konseling secara umum dan perkembangan bimbingan konseling di Indonesia (STKIP NH SUKARAJA)


MAKALAH
PERKEMBANGAN BIMBINGAN KONSELING SECARA UMUM DAN PERKEMBANGAN BIMBINGAN KONSELING DI INDONESIA
Diajukan sebagai salah satu tugas dalam mengikuti mata kuliah Bimbingan Konseling
Dosen pengampu: Katiyo,S.Ag



Disusun oleh:
Widodo Haryo Prasetyo (10 723 098)
Nita Rusmala Sari (10 723 0)


YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN NURUL HUDA SUKARAJA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP NURUL HUDA) SUKARAJA
2012/2013



KATA PENGANTAR
            Puji syukur ke hadirat Allah tuhan semesta alam dengan segala sifat ke-Maha-anya, atas limpahan rahmat dan karunianya yang tiada terbatas, sehingga meski dengan segala keterbatasan, penulis dapat menyelesaikan makah yang cukup sederhana ini dengan judulPerkembangan Bimbingan Konseling Secara Umum Dan Perkembangan Bimbingan Konseling Di Indonesia” tepat pada waktunya.
            Sholawat beriring salam tak henti tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW, nabi pembawa perdamaian bagi seluruh alam, serta kepada keluarga dan para Sahabatnya.
            Selanjutnya, meski upaya keras telah kami kerahkan dengan mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyusun makalah ini, dengan dada terbuka penulis menyadari bahwa makalah sederhana yang kami ajukan ini masih jauh dari kesempurnaan dan perlu perbaikan. Kepada dosen pengampu, bimbingan dan pengarahan bapak sangat kami harapkan. Serta kepada pembaca, kritik, saran, dan masukan yang membangun kami rasa sangat perlu demi tercapainya hasil yang lebih baik, sebagaimana yang kita harapkan.
            Harapan kami, makalah sederhana yang kami sajikan ini dapatmemberi manfaat dalam  menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin….

                                                                                                Sukaraja,18 April 2013

                                                                                                Penulis
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………………..............…….i
Kata Pengantar……………….……………………………………………………………......……….ii
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….....…1
A.    Latar Belakang………………………………………………………………….….….................…..1
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………………………..................…….2
C.    Tujuan………………………………………………………………………….….….................……2
PEMBAHASAN…………………………………………………………………….....………….…..3
A.    Perkembangan Bimbingan Konseling Secara Umum………………………….................….……3
a.       Sejarah lahirnya bimbingan konseling……………………………………...……..………3
b.      Factor-faktor yang melatar belakangi perkembangan bimbingan konseling.....……….….4
B.     Perkembangan Bimbingan Konseling di Indonesia ……………………………................………6
a.       Sejarah Lahirnya bimbingan konseling di Indonesia ………………………...………….6
b.      Perkembangan Bimbingan Konseling dalam system Pendidikan di Indonesia ….......….7
KESIMPULAN………………………………………………………………………………....…..10
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….....…..11

PENDAHULUAN
A.    Latar belakang         
Manusia adalah makhluk yang berfikir, karena kecenderungannya dalam berfikir itu manusia tak pernah luput dari berbagai permasalahan dan problem hidup. Sudah menjadi keharusan dalam kehidupan social, bahwa kepedulian antar sesama harus dijunjung tinggi. Dalam hal ini, bukan hanya bantuan materi yang dibutuhkan, lebih dari itu, dorongan moril dan spiritual sangat berpengaruh dalam membantu seseorang dalam mengoptimalkan kemampuan diri dan memberi solusi dari masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini, tentunya diperlukan metode-metode yang sistematis dan kiat-kiat kusus agar tujuan yang diharapkan dapat mengena pada sasaran yang diharapkan.
Sebagai calon guru dengan berbagai tanggung jawab yang diempunya, yaitu mendidik para siswanya agar menjadi pribadi yang seutuhnya, sudah selayaknya mampu memahami perkembangan peserta didiknya agar dapat memberikan materi yang efektif, efisien, dan terarah, serta mampu mengoptimalkan potensi peserta didiknya agar lebih dewasa dan mandiri dalam menghadapi problema hidupnya dan masa depan.
Maka, materi bimbingan dan konseling sangat diperlukan bagi semua calon guru, karena pada hakikatnya semua guru memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu membimbing dan mengarahkan peserta didiknya walaupun bukan sebagai guru BK.
Sebelum mempelajari Bimbingan dan Konseling lebih jauh, sebagai landasan pokok perlulah mengkaji tentang perkembangan Bimbingan dan Konseling dari awal mula kelahirannya, perkembangannya dari masa ke masa, hingga perkembangannya di Indonesia. Sebagaimana isi makalah yang kami paparkan ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan Bimbingan dan Konseling secara umum?
2.      Bagaimana perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui perkembangan Bimbingan dan Konseling secara umum
2.      Untuk mengetahui perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia

PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Bimbingan Konseling Secara Umum
a.       Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling
Gerakan bimbingan lahir pada tanggal 13 Januari 1908 di Amerika, dengan didirikannya suatu vocational bureau tahun 1908 oleh Frank Parsons yang utuk selanjutnya dikenal sebagai “Father of The Guedance Movement in American Education”. yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan kelemahan yang ada pada  dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara intelijensi dengan memilih pekerjaan yang terbaik yang tepat bagi dirinya.(wieke octora olivia,2012).
Disinilah pertama kalinya istilah Bimbingan (Vocational Guidance) dikenal, tepatnya pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 di Boston. Dengan didirikannya biro yang bergerak di bidang profesi dan ketenaga kerjaan. Dengan tujuan membantu para pemuda dalam memilih karir yang ia bidangi dan melatih para guru untuk memberikan layanan bimbingan di sekolah.
Pada masa yang hampir bersamaan, seorang konselor di Detroit Jasse B. Davis mulai memberikan layanan Konseling Pendidikan dan pekerjaan di SMA (1898). Dan pada tahun 1907 ia mencoba memasukkan program Bimbingan (Guidance) ke dalam pengalaman pendidikan para siswa Central High School di Detroit.
Eli Weaver pada tahun 1905 mendirikan sebuah komite yang diketuainya sendiri yaitu Students Aid Committee Of The High School di New york. Dalam pengembangan komitenya, Weaver sampai pada kesimpulan bahwa siswa butuh saran dan konsultasi sebelum mereka masuk dunia kerja. Pada tahun 1920-an, para konselor sekolah di Boston dan New York diharapkan dapat membantu para siswa dalam memilih sekolah dan pekerjaan. Selama tahun 1920-an itu pula, sertifikasi konselor sekolah mulai diterapkan pada kedua kota tersebut.(Bimo Walgito,2010:15)
Jika dilihat dari perkembangannya, Bimbingan Konseling mula-mulanya hanya dikenal sebatas pada bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance), sebagaimana peran dari Biro yang didirikan Frank Parson di Boston. Namun sebenarnya tidak hanya itu,di sisi lain perkembangan Bimbingan Konseling pun merambah kebidang pendidikan (Education Guidance) yang dirintis oleh Jasse B. Davis. dan sekarang dikenal pula adanya bimbingan dalam segi kepribadian (Personal Guidance).
Pada dasarnya, Bimbingan Konseling tidak hanya berkmbang pada bidang-bidang tersebut, namun berkembang pula pada bidang-bidang lain yang meliputi pegertian dan pratek bimbingan dan Konseling, seperti bimbingan dalam bidang social, kewarganegaraan, keagamaan, dan lain-lain.
b.       Faktor-faktor yang melatar belakangi berkembangnya Bimbingan Konseling
                        Upaya layanan bimbingan dan konseling secara profesional lahir di Amerika serikat dan berkembang pesat abad ke-20. Banyak faktor yang mendorong pesatnya perkembangan disiplin ilmu ini, hingga mampu menerobos institusi-institusi pendidikan khususnya sekolah. Sedikitnya, terdapat enam faktor yang mempelopori perkembangan bimbingan dan konseling tersebut, di antaranya yaitu:
            1.  Perhatian pemerintah terhadap penduduk imigran yang datang ke Amerika Serikat dari kawasan Eropa, mereka membutuhkan pekerjaan yang layak, dari situlah kemudian mendapat layanan dari biro-biro vokasional pemerintah, yang melalui penyuluhan-penyuluhan untuk mengarahkan bakat dan minat mereka agar pekerjaan yang di dapat sesuai dengan potensi mereka.
                             2.    Pandangan Kristen yang beranggapan bahwa dunia adalah tempat pertempuran antara kekuatan baik dan buruk, atas dasar ini maka berbagai lembaga pendidikan di wajibkan mengajarkan moral kebaikan agar anak didiknya kelak menjadi pemenang dalam melawan kejahatan atau keburukan tersebut.
                             3.    Pengaruh dari disiplin ilmu kesehatan mental yang pada awalnya memperjuangkan perlakuan manusiawi kepada orang-orang yang terkena gangguan jiwa dan sedang di tampung di rumah sakit. Kemudian disiplin ilmu ini melakukan gerakan antisipasi terhadap gangguan mental kepada masyarakat. Sebab mereka berangggapan bahwa gangguan mental dapat di cegah jika mampu dideteksi sejak dini.
                             4.    Dampak dari gerakan testing psikologis yang semakin mengembangkan sayapnya dalam membuat instrumen-instrumen berupa tes-tes kepribadian untuk menyeleksi karyawan di berbagai perusahaan.
                             5.    Subsidi dari pemerintah terhadap federal yang memungkinkan lembaga-lembaga pendidikan untuk mengangkat beberapa konselor untuk menangani bimbingan karier, pendidikan karier, penanggulangan kenakalan remaja, antisipasi terhadap penggunaan obat bius, dan lain-lain
                       6. Pengaruh dari penyakit terapi nondirektif (client cetered therapy), yang dikembangkan oleh Carl Rogers, dengan menggantikan pendekatan otoriter serta paternalistic dengan pendekatan pada potensi personal kliennya.(Jareperpus,2011).

B.     Perkembangan Bimbingan Konseling Di Indonesia
a.       Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling di Indonesia
Di Indonesia sendiri, praktek  Bimbingan Konseling sebenarnya sudah lama diperankan, seperti berdirinya organisasi pemuda Budi Utomo pada tahun 1908, himgga pada periode selanjutnya berdirilah pergurua  Taman Siswa pada tahun 1922 yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yang menanamkan nilai-nilai Nasionalisme di kalangan para siswanya.
Prinsip didaktik yang dipegang oleh Perguruan Nasional Taman Siswa ini antara lain: kemerdekaan belajar, bekerja dan menggunakan pendekatan konvergensi. Dari pola pendidikan Taman Siswa tersebut telah nampak perhatian dan penghargaan terhadap potensi seseorang dan kemerdekaan untuk mengembangkan potensi. Hal ini merupakan benih dari gerakan bimbingan konseling. .(wieke octora olivia,2012).
Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan didiriknnya beberapa kementrian pada waktu itu (ada Kantor Penempatan Kerja) yang salah satu kegiatannya dilakukan di Kantor Penempatan Tenaga Kerja yang maksudnya untuk menempatkan orang-orang agar dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dan ini menyerupai Vocational  Bureau yang didirikan oleh Frank Parsons di Boston. Sekarang ini kantor Penempatan Tenaga Kerja ini tumbuh menjadi Departemen Tenaga Kerja.
Dalam perkembangannya, bimbingan dan konseling di Indonesia memiliki alur yang sama seperti halnya perkembangannya di Amerika, yaitu bermula dari bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance) lalu merambah kepada bimbingan pendidikan (Education Guidance).
b.      Perkembangan Bimbingan Konseling dalam system Pendidikan di Indonesia
Di Indonesia, Pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang.(Sarjanaku 2011).
Dengan diadakannya konferensi FKIP seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah diputuskan bahwa Bimbingan dan Konseling dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, yaitu Bimbingan dan Konseling sebagai suatu ilmu dikupas secara ilmiah.  Dengan adanya instruksi dari pihak pemerintah ( Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan) untuk melaksakan Bimbingan dan Konseling di sekolah-sekolah, telah membuat bimbingan dan konseling semakin maju di lingkungan sekolah.(Bimo Walgito,2010:17).
Beberpapa tahun setelah itu, didirikanlah SMA gaya baru pada tahun 1962. Pada jenjeng ini para siswa mulai diarahkan secara mandiri dengan bimbingan para guru untuk menentukan kejuruan sesuai da bidang yang ia minati dan ia bidangi. Dimulai dari sini Bimbingan Konseling membantu penjurusan di SMA atas beberapa bidang jurusan dengan ketegasan sebagai berikut:
1.      Di kelas I itu para pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat dan minatnya dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran di sekolah dengan bantuan pembimbing, para guru dan orang tuanya.
2.       Di kelas II para siswa disalurkan ke kelompok khusus; budaya, pasti, pengetahuan alam.
3.      Untuk menunjuk hal-hal tersebut di atas pengisian kartu pribadi siswa harus dilakukan dengan seteliti-telitinya. Sejak saat itu guru-guru ditatar menjadi pembimbing yang baik.(Catatan BK Kita,2012).
Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya dalam dekade 70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) membawa harapan baru pada pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf bimbingan memegang peranan penting dalam sistem sekolah pembangunan. Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah. Pada tahun 1975 berdiri ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. IPBI ini memberikan pengaruh terhadap perluasan program bimbingan di sekolah.
Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan agar lebih mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan layanan bimbingan yang profesional.  Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah penyempurnaan kurikulum dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984, telah dimasukkan bimbingan karier di dalmnya. Usaha memantapkan bimbingan terus dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang.
Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No. 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Pasal 3 disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa bimbingan dan konseling harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.(jareperpus,2011)
Bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami selalu mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Hampir dalam setiap dekade perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, hingga sekarang bimbingan dan konseling terus diupayakan lebih maju, terbukti dengan dibukanya berbagai jurusan dan kejuruan pada sekolah-sekolah khususnya di sekolah menengah atas.


KESIMPULAN
            Bimbingan dan konseling pertama kali dikenal di Amerika dengan didirikannya Vodational Berou yang dipelopori oleh Frank Parson pada tahun 1908. Bertepatan dengan itu seorang konselor Jasse B. Davis  memasukkan layanan konseling di SMA di Detroid (1907). Lalu dilanjutkan oleh tokoh-tokoh lain hingga perkembangannya pesat hingga di Indonesia.
dilihat dari perkembangannya, Bimbingan Konseling mula-mulanya hanya dikenal sebatas pada bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance), sebagaimana peran dari Biro yang didirikan Frank Parson di Boston. Namun sebenarnya tidak hanya itu,di sisi lain perkembangan Bimbingan Konseling pun merambah kebidang pendidikan (Education Guidance) yang dirintis oleh Jasse B. Davis. dan sekarang dikenal pula adanya bimbingan dalam segi kepribadian (Personal Guidance).
Bimbingan dan Konseling telah terbentuk jauh sebelum era kemerdekaan, dari bimbingan itulah siswa dipupuk untuk merealisasikan cita-cita bangsa, yaitu kemerdekaan. Setelah kemerdekaan Bimbingan dan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.

DARTAR PUSTAKA
          http://Wieke-Oktara-Olivia,blogspot.com/2012/05/sejarah-perkembangan-bimbingan-konseling.html
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi Offset.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar