BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Apa yang bisa
kita katakan tentang adanya tradisi tahunan kontes puteri Indonesia yang
ditujukan untuk memilih wanita yang dianggap paling cantik di negeri ini?
Pemenang pada kontes ini akan menjadi duta pada kontes yang lebih global yaitu
Miss Universe yang memilih wanita paling cantik sedunia.
Yang bisa kita
katakan adalah adanya pergeseran untuk menilai daya tarik wanita. Wanita
dianggap menarik, begitu berharga, dan dikagumi
dilihat diri daya tarik fisiknya dengan mengeksploitasi bukan hanya
wajah, tapi seluruh lekuk tubuhnya. Ini tentu saja sangat memprihatinkan.
Karena tubuh wanita bukan lagi menjadi bagian suci yang harus dipelihara dan
dijaga, tetapi menjadi komoditi industri kosmetik, fashion, alat-alat olahraga,
dan segala macam produk kebugaran. Dan semakin nyata pemujaan terhadap aspek
fisik wanita ketika mayoritas produk menggunakan wanita sebagai produknya.
Tanpa disadari
para wanita telah terjebak ke dalam sistem nilai jahiliyah untuk menghargai
dirinya. Kemuliaannya tidak diukur dari agungnya kepribadian yang dibangun oleh
tuntunan akhlak dan nilai-nilai agama, sebaliknya oleh daya tarik fisik yang
rendah dan menjadikan wanita berada di masa kalam perbudakan budaya yang tidak
menghargai manusia kecuali dari aspek fisiknya seperti di masa lalu.
Setelah islam
membebaskan wanita dari perbudakan budaya tersebut dan mengangkatnya pada
derajat yang tinggi, gejala mengembalikan mereka ke derajat seperti di zaman
jahiliyah justru disambut gembira oleh wanita kotemporer. Bahkan oleh mereka
yang mengaku muslimah. Mereka seolah kehilangan apa yang disabdakan
Rasulullah:” Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah
wanita shalihah.” shalihah adalah karakter yang justru tidak menempatkan
pemujaan terhadap fisik wanita sebagai standard untuk mengukur harga diri
mereka.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang di maksud
muslimah ideal?
2. Bagaimana
pandangan islam terhadap muslimah ideal?
3. Bagaimana
karakteristik muslimah ideal?
C.
Batasan Masalah
Agar penjelasan masalah dari makalah
yang kami buat ini lebih jelas, terarah dan tidak keluar dari pembahasan, maka
pemakalah menganggap perlu memberikan sebuah bataan-batasan masalah pada
pembahasan makalah, yaitu :
pengertian muslimah ideal, karakteristik muslimah ideal, dan pandangan islam
terhadap muslimah ideal.
D.
Tujuan
Makalah
Dalam tujuan makalah yang kami buat,
kami membagi makalah menjadi dua tujuan yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan
umum
Yakni
untuk menjadikan makalah ini sebagai kajian keilmuan yang bermanfaat bagi pembaca, dan
untuk menjelaskan bagaimana seorang muslimah harus beretika kepada Rabbinya, dirinya sendiri, keluarganya, dan
masyarakat.
2. Tujuan
khusus
Yakni
untuk melengkapi persyaratan mengikuti LKK (Latihan
Khusus Kohati).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Muslimah Ideal
Sebelum
membahas mengenai pengertian muslimah, kita terlebih dahulu akan membahas
pengertian muslim. Secara harfiah “muslim” itu artinya “berserah diri”. Namun
secara istilah “muslim” adalah orang yang beragama Islam. Berarti muslim adalah
orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, serta berserah diri
kepada-Nya.
Sedangkan muslimah adalah sebutan untuk
wanita muslim, yaitu wanita yang beragama islam.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideal; ide-al berarti sangat sesuai dengan yang
dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki.
Jadi,
muslimah ideal adalah wanita muslim yang sangat sesuai dengan tuntunan agama
islam, yang menjadi dambaan bagi semua orang. Muslimah ideal adalah muslimah
yang tunduk dan patuh mengikuti secara lahir dan batin terhadap ajaran-ajaran
(hukum-hukum) agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad selaku utusan Allah
SWT, sebagai bukti keimanan yang menjadi keyakinan dalam hatinya.
B.
Pandangan
Islam Terhadap Muslimah Ideal
Sesungguhnya
islam telah memberikan penghargaan dan penghormatan kepada kaum wanita dengan
setinggi-tingginya, ia memberikan kedudukan yang teramat mulia dan luhur. Islam
datang dengan membawa rahmat bagi seluruh makhluknya yang mulia.
Menurut
pandangan Islam, Muslimah ideal adalah kepribadian islam sejati, wanita muslim sebagaimana dijelaskan
oleh Al-Qur’an dan Al-Hadist. Muslimah ideal memang tidak ada bandingnya, ia
adalah wanita yang mulia dan memiliki keunggulan moral sejati, ia adalah model
peran diantara anggota keluarga dan masyarakat. Ketaatannya pada Qur’an dan
Sunnah sudah cukup untuk mencegah pandangan sesat yang terdapat di kalangan
muslim dan non-muslim yang dipengaruhi oleh kebobrokan moral ideology feminisme
dari musuh-musuh islam.
Untuk menjaga kehormatan dan
kesucian itulah, Allah memerintahkan
muslimah untuk menutup auratnya dan tidak dipamerkan kepada orang yang bukan
mahramnya. Allah SWT berfirman, » Katakanlah kepada wanita yang
beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan
mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa)
nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka,
dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera
saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. al-Nur (24):
31).
Dari penjabaran diatas sudah jelas bahwa Allah memerintahkan
kepada muslimah untuk menjaga pandangan, memelihara kemaluan, dan tidak
menampakkan perhiasan, kecuali yang biasa nampak, serta menutup kain kudung
kedada mereka. Dari Abu Hurairah,
Rasulullah bersabda,” Wanita yang paling baik adalah muslimah yang apabila
anda melihatnya, kau akan senang, apabila kau menyuruhnya dia akan taat, dan
apabila engkau tidak ada di sampingnya, dia akan menjaga dirinya dan hartamu, (HR.
Ibnu Jarir). Inilah pandangan islam mengenai karakteristik
muslimah ideal secara umum.
C.
Karakteristik
Muslimah Ideal
Pada pembahasan sebelumnya
telah di jelaskan karakteristik muslimah ideal dalam pandangan islam menurut
Al-Qur’an dan Sunah secara umum. Namun disini akan dijabarkan lebih detail lagi
mengenai karakteristik muslimah ideal, bagaimana hubungannya dengan Allah dan
kepada manusia.
a.
Kepada
RabbNya
Etika muslimah kepada
Allah yaitu:
1.
Beriman
kepada Allah dengan iman yang benar
Wajib
bagi wanita muslimah untuk beriman kepada Allah dengan iman yang benar. Tidak
dicampuri dengan kesyirikan dan tidak terpengaruh dengan ajakan yang
menyesatkan dari musuh-musuh islam. Hal itu bisa dilakukan dengan membenarkan
wujud Allah, Dia yang menciptakan langit dan bumi. Tidak ada illah yang berhak
di ibadahi dengan benar kecuali Dia. Allah berfirman:
cÎ) ãNä3/u ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû ÏpGÅ 5Q$r& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# ÓÅ´øóã @ø©9$# u$pk¨]9$# ¼çmç7è=ôÜt $ZWÏWym }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur tPqàfZ9$#ur ¤Nºt¤|¡ãB ÿ¾ÍnÍöDr'Î/ 3 wr& ã&s! ß,ù=sø:$# âöDF{$#ur 3 x8u$t6s? ª!$# >u tûüÏHs>»yèø9$# .
Artinya: “Sesungguhnya rabb kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (Dia
ciptakan pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk
kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.
Maha suci Allah, Rabbsemesta alam.”(QS. Al-A’raf: 54)
2.
Ia
menyembah Allah dan patuh kepada perintah-Nya.
Tidak
mengejutkan jika wanita muslimah sejati menyembah Tuhannya dengan antusias
karena ia tahu bahwa ia wajib melaksanakan semua perintah Allah yang telah
dibebankan kepada setiap muslim baik pria maupun wanita.karena ituia
melaksanakan tugas-tugas islam dengan benar, tanpa banyak dalih atau kompromi
dan melalaikannya. Firman Allah: “ dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
3.
Bertaubat
dan beristighfar
Wanita
muslimah akan menyadari bila dirinya lalai dan tergelincir dari jalan yang
lurus, ia mungkin terjerumus dalam melaksanakan islam dengan cara yang tidak
sesuai untuk wanita beriman.kemudian memohon ampunan atas kesalahan dan
kekurangan, dan kembali pada lindungan Allah, firman Allah: ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila
mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu
juga mereka melihat kesalahan-kesalahan.” (QS. Al-‘Araf:201)
4.
Berdakwah
kepada Allah
Mengajak
kepada Allah adalah kewajiban umat islam semuanya, baik laki-laki maupun wanita
sesuai dengan peran dan kemampuannya. Karena dia adalah umat yang terbaik yang
dimunculkan dihadapan manusia. Allah berfirman: “ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang munkar, dan beriman kepada Allah.”(QS. Al-Imran:110)
b.
Kepada
Dirinya Sendiri
Etika
tersebut meliputi dua perilaku yaitu:
Pertama,
perilaku di dalam rumah, yaitu:
1.
Wajib bagi
wanita muslimah untuk selalu tersenyum, bermanis muka di dalam rumah bersama
suami, anak, saudara dan orang tua. Kita memiliki teladan yang baik dari
Rasulullah, firman Allah: “Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab:21)
2.
Wanita muslimah
harus memperhatikan penampilan pakaian dan perilaku. Berusaha lah agar baju
kita selalu bersih dan rapi, memiliki warna yang anda senangi dan disenangi
suami anda. Berusahalah untuk tidak menggunakan wewangian ketika keluar rumah
atau ketika menerima orang yang bukan mahram anda.
3.
Memperhatikan
kebersihan badan dengan selalu mandi dan mengulangi wudhu setiap kali sholat.
Dianjurkan menggosok gigi ketika wudhu.sekalipun mulut bersih apalagi setelah
makan agar bau mulut anda harum. Rasulullah bersabda: “seandainya tidak memberatkan bagi umatku, niscaya saya akan
memerintakan untuk menggosok gigi((bersiwak) setiap kali sholat. 1
4.
Mematuhi
sunnatul fitrah seperti mencukur bulu kemaluan dan dan mencabut bulu ketiak.begitu
juga dengan memotong kuku, memuliakan rambut dengan menjaganya, merawatnya
dengan minyak rambut, menyisir dan merapkannya. Hadist Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda:” Barangsiapa memiliki rambut
maka hendaklah memuliakannya.”3
5.
Berusahalah
ketika anda berada di rumah untuk memakai wewangian dengan wisk atau wewangian
lainnya. Sebagaimana dhadist Anas Bin Malik, Rasulullah bersabda: “Aku diberikan kecintaan dari dunia ini
wanita dan wewangian, dan dijadkan shalat sebagai penyenang hatiku.”
Kedua, perilaku di luar rumah, yaitu:
1.
Berusahalah
untuk selalu memakai pakaian islami ketika keluar rumah, seperti yang
disebutkan oleh Allah, dalam firmanNya: “Dan
janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari
mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka.”(QS.
An-Nur:31)
2.
Berusahalah agar
bajumu selalu bersih, tebal dan longgar, tidak memperlihatkan lekuk tubuhmu,
sehingga anda tidak menjadi objek pandangan yang melanggar apa yang diharamkan
oleh Allah. Ketahuilah bahwa islam tidak bertentangann dengan perhatian anda
terhadap penampilan selama itu tidak bertentangan dengan ketentuan pakaian
islami. Rasulullah bersabda: “Sesunggunya
Allah Maha Indah dan menyukai keindahan. Namun kesombongan adalah menolak
kebenaran dan menyepelekan orang lain.”
3.
Berusahalah
untuk tidak meminum susu atau memakan makanan atau minuman di jalan, karena
perilaku ini akan mengurangi wibawa wanita, menghilangkan ketenangannya yang
telah dijaga oleh islam
c.
Kepada
Keluarganya
Etika wanita muslimah
kepada keluarganya:
1.
Berbakti
kepada orangtua
Muslimah
adalah teladan bagi wanita lainnya dalam memperlakukan kedua orang tuanya. Ia berbuat
baik kepadanya, mentaati, mencintai, bersikap lemah lembut, menghormati dan
memuliakan keduanya. Allah berfirman:
“Dan
Rabb mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu sebaik-baiknya. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaan mu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduannya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Rabb ku kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mengasihi aku waktu kecil.”
2.
Patuh
pada suami dan menunjukkan rasa hormat kepadanya
Wanita
muslimah sejati selalu patuh kepada suaminya, selama tidak ada dosa dalam hal
ini. Ia hormat padanya dan selalu berusaha menyenangkannya dan membuatnya
bahagia. Salah satu cara bagi wanita muslimah untuk mematuhi suaminya adalah
dengan menghargai keinginan-keinginanya yang berkaitan dengan kesenangan-kesenangan
yang diperbolehkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: silaturahmi, makanan,
pakaian, tutur bahasa dan sebagainya.
Menaati suami merupakan ibadah dan sebab masuk ke surga.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah bersabda: “Apabila wanita shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, menjaga
kemaluannya, dan menaati suaminya maka ia masuk surge lewat pintu surge mana
saja yang dia kehendaki.”
3.
Memahami
tanggung jawab yang besar terhadap anak-anaknya
Wanita
muslimah tidak pernah lupa bahwa tanggung jawab ibu dalam mengasuh anak dan
membentuk kepribadian mereka lebih besar
dari pada tanggung jawab ayah karena anak cenderung untuk lebih dekat
dengan ibu. Dengan demikian, wanita yang memahami ajaran islam dan peran pendidikannya
sendiri dalam kehidupannya tahu betul tanggung jawab pengasuahan anak-anak
mereka sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an yang artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar; yang keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang telah
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS. At-Tahrim:6)
4.
Silaturrahmi
dengan sanak saudara
Wanita muslimah yang benar-benar mengikuti ajaran
agamanya tidak pernah lalai dalam memelihara tali silaturrahmi. Ia mengatur waktunya sehingga ia dapat
mengunjungi kerabatnya berdasarkan ajaran islam.dari Abu Hurairah Rasullah
bersabda: “Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamunya. Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah melakukan silaturrahmi.”
d. Kepada
Masyarakat
Etika
wanita muslimah kepada masyarakat, yaitu:
1. Ramah dan baik terhadap tetangganya
Memperlakukan tetangga dengan baik merupakan kesempurnaan
iman seseorang, sekaligus menjadi senjata seseorang dan sebagai wujud
ketaqwaannya. Diriwayatkan dari Abu Syuraih bahwa Rasulullah bersabda: “Demi Allah tidaklah beriman. Demi Allah
tidaklah beriman. Demi Allah tidaklah beriman.” Beliau ditanya: “wahai
Rasulullah, siapakah dia? “Rasulullah bersabda: “Orang yang tetangganya tidak
aman karena kejahatannya.”
2. Mendahulukan kepentingan orang lain daripada dirinya
sendiri
Wanita muslimah sejati lebih mendahulukan kepentingan
orang lain daripada dirinya sendiri, karena Ialam mengajarkan penganutnya untuk
berbuat demikian. Tidak mementingkan diri sendiri adalah sifat dasar muslim
sejati yang membedakannnya dengan masyarakat lain.
3. Memberi pertolongan jika orang lain meminta tolong
Wanita muslimah yang benar-benar memahami ajaran agamanya
tidak pernah berfikir bahwa ia tidak perlu melakukan hal-hal kecil bagi
tetangganya, ia memberikan bantuan apapun yang dapat ia lakukan, tidak masalah
seberapa remehnya hal tersebut.
Ingatlah
selalu hadist Rasulullah: “Seorang muslim
adalah saudara orang muslim lainnya. Maka hendaknya dia tidak menzhaliminya dan
tidak membiarkannya. Barangsiapa membantu saudaranya maka Allah akan
membantunya. Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim maka
Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa menutup aib
seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.
4.
Menutupi
aib orang lain
Sesungguhnya
dengan menutup aib dan kekurangan orang lain akan mendekatkan hati mereka
kepada kita, disamping akan memberikan ganjaran pahala yang sangat besar di
dunia dan akhirat. Menutup aib adalah sifat yang ada pada diri manusia yang
sangat dicintai Allah. Diriwayatkan oleh Ya’la r.a., ia berkata bahwa Rasululah
bersabda: “ Sesungguhnya Allah bersifat
maha penyantun, maha malu dan maha menutupi, dia menyukai sifat malu dan sifat
suka menutupi aib.”
Ada beberapa
wanita muslimah, yang hidup di zaman Rasulullah yang bisa di jadikan
suritauladan bagi kita semua, khususnya bagi wanita muslimah. Salah
satu yang bisa dijadikan contoh adalah Siti Khadijah binti Khuwalid.
Siti khadijah adalah istri nabi yang
pertama dan menjadi istri satu-satunya sebelum dia meninggal. Beliau adalah
saudagar yang kaya raya, jaringan perniagaannya sangat luas dan berkembang.
Kekayaan yang melimpah menjadikan khadijah tetap berdagang. Akan tetapi
khadijah merasa tidak mungkin jika semua dilakukan sendiri, tanpa bantuan orang
lain, dimana ia harus terjun langsung dalam berniaga dan bepergian membawa
barang dagangan ke Yaman pada musim dingin dank e Syam pada musim panas.
Kondisi itulah yang menyebabkan khadijah mulai mempekerjakan beberapa karyawan
untuk dapat menjaga amanah atas harta dan dagangannya.walaupun pekerjaan itu
cukup sulit, bermodalkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan pikiran yang
didukung oleh pengetahuan dasar tentang bisnis dan bekerja sama, Khadijah mampu
menyeleksi orang-orang yang dapat diajak berbisnis. Itulah yang mengantarkan
Khadijah menuju kesuksesan yang gemilang.
Sosoknya
adalah pribadi yang dermawan, dan ramah kepada siapapun, termasuk bawahannya. Allah
menganugerahi Nabi Shallahu’alaihi wassalam. melalui rahim khadijah beberapa
orang anak ketika dibutuhkan persatuan dan banyaknya keturunan. Dia telah memberikan
cinta dan kasih sayang kepada Rasulullah , pada saat-saat yang sulit dan tindak
kekerasan dan kekejaman datang dari kerabat. Bersama Khadijah, Rasulullah
memperoleh perlakuan yang baik serta rumah tangga yang tentram damai, dan penuh
cinta kasih, setelah sekian lama beliau merasakan pahitnya menjadi anak yatim
piatu miskin. Bersama Rasulullah Khadijah turut menanggung kesulitan dan
kesedihan, sehingga tidak jarang dia harus mengendapkan perasaanagar tidak
terekspresikan pada muka dan mengganggu perasaan suaminya. Yang keluar adalah
tutur kata yang lemah lembut sebagai penyejuk dan penawar hati.
Khadijah meninggal setelah mendapat kemuliaan
yang tidak pernah dimiliki oleh wanita lain, Dia adalah Ummul Mukminin istri
Rasulullah yang pertama, wanita pertama yang mempercayai risalah Rasulullah.
Dia merelakan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan jihad di jalan
Allah. Dialah orang pertama yang mendapat kabar gembira bahwa dirinya adalah
ahli surga. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Maryam Binti Imran dan
Khadijah binti Khuwalid.”
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas
bisa ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Muslimah ideal
adalah wanita muslim yang sangat sesuai dengan tuntunan agama islam, yang
menjadi dambaan bagi semua orang. Muslimah ideal adalah muslimah yang tunduk
dan patuh mengikuti secara lahir bathin terhadap ajaran-ajaran (hukum-hukum)
agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad selaku utusan Allah SWT, sebagai
bukti keimanan yang menjadi keyakinan dalam hatinya.
2.
Sesungguhnya
islam telah memberikan penghargaan dan penghormatan kepada kaum wanita dengan
setinggi-tingginya, ia memberikan kedudukan yang teramat mulia dan luhur. Islam
datang dengan membawa rahmat bagi seluruh makhluknya yang mulia. Sebagaimana
dijelaskan dalam surat An-Nur, ayat 31, dan sesuai hadist yang diriwayatkan
oleh Hr. Ibnu Jarir.
3.
Karakteristik wanita muslimah:
a.
Kepada Rabbnya,
yaitu: beriman kepada Allah dengan iman yang benar, menyembah Allah dan menaati
perintahNya, bertaubat dan ber, dan berdakwah kepada Allah.
b.
Kepada dirinya
sendiri:
1.
Prilaku di dalam
rumah, yaitu: Wajib bagi wanita muslimah untuk selalu tersenyum, bermanis muka
di dalam rumah bersama suami, anak, saudara dan orang tua. Memakai wewangian.
2.
Prilaku di luar
rumah, yaitu: Berusahalah agar bajumu selalu bersih, tebal dan longgar, tidak
memperlihatkan lekuk tubuhmu, sehingga anda tidak menjadi objek pandangan yang
melanggar apa yang diharamkan oleh Allah.
c.
Kepada
keluarganya, yaitu: berbakti kepada orang tua, patuh pada suami dan menunjukkan rasa hormat,
memahami tanggung jawabnya terhadap anak-anaknya, serta silaturahmi kepada
sanak saudara.
d.
Kepada
Masyarakat, yaitu: ramah dan baik terhadap tetangganya, mementingkan
kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri,member pertolongan
jika orang lain minta tolong,dan menutupi aib orang lain.
Salah satu contoh wanita muslimah
yang bisa kita teladani akhlaknya di zaman Rasulullah adalah istri pertama
beliau, Khadijah binti Khuwalid. Dia adalah Ummul Mukminin, wanita pertama yang
mempercayai risalah Rasulullah. Dia merelakan harta benda yang dimilikinya
untuk kepentingan jihad di jalan Allah. Beliau amat menyayangi Rasulullah, mencintai
anak-anaknya, keluarganya, kerabatnya, dan memperlakukan orang lain dengan
baik, sekalipun hanya bawahannya. Dialah orang pertama yang mendapat kabar
gembira bahwa dirinya adalah ahli surga.
B.
SARAN
Dari pemaparan di atas sudah jelas bahwa muslimah
ideal adalah profil wanita islami, sebagaimana digambarkan oleh Al-Qur’an dan
Al-Hadist dan di contohkan oleh wanita-wanita muslimah di masa Rasulullah.
Untuk itu, sebagai wanita yang hidup di era modern, dimana budaya barat mulai
meracuni prilaku muslimah, kita seharusnya mampu memfilter segala bentuk
westernisasi agar muslimah tetap bisa menjaga fitrahnya sebagai seorang
muslimah ideal yang menaati Allah dan Rasulnya. Wanita muslimah harus menyadari
perannya, sebagai anak, serta membuktikan identitas keislamannya, dimanapun ia
hidup dan apapun kondisi dan situasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,
M.K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Terbaru. Jakarta: Sandro Jaya.
Al- Asyumi Ummu Mahmud, dkk.
2009. Panduan Etika Muslimah Sehari-hari.
Surabaya: Pustaka eLBA
Al-Hasyimi, Muhammad
Ali. 2000. Mulimah ideal. Yogyakarta:
Mitra Pustaka
Departement Agama RI.
2007. Al-Qur’an Terjemah. Badung: CV.
Penerbit Diponegoro.
Hidayat, Wahyu. 2008. Menjaga Kesucian Wanita Muslim.
Sidoarjo: Penerbit Mashun.
Muhammad. 2008. Ta’aruf Cinta. Jakarta: Qultum Media.
Tabrani,
S. 2010. Isteri Solehah. Jakarta:
Bintang Indonesia.