Islam dan Demokrasi
Demokrasi
adalah sebuah tatanan, bentuk atau mekanisme sistem suatu Negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat atas Negara untuk dijalankan oleh pemerintah
Negara tersebut sebagai wakil dari aspirasi suara rakyat. sampai saat ini
demokrasi masih dianggap sebagai bentuk pemerintahan paling baik dan menjadi
tolak-ukur atas keberhasilan, kesuksesan dan kemakmuran suatu Negara. Di dunia
baratlah awal pertama kali diagung-agungkannya demokrasi sebagai suatu
mekanisme pemerintahan, dan setelah beberapa abad berlalu, paradigma tersebut
semakin menjalar ke seluruh penjuru dunia. Paradigma seperti ini yang
mempengaruhi kita Sehingga seakan-akan kita menganggap demokrasi sebagai
benih-benih yang berasal dari budaya-budaya barat atau sesamanya. Padahal
ketika ditelaah lagi sebenarnya jauh sbelumnya Islam sudah mendengungkan
demokrasi dalam pemerintahannya, yang menjadikan Islam sebagai induk dari segala
bentuk demokrasi.
Berangkat dari sebuah kisah para sahabat, sejarah para khalifah-khalifah
dunia Islam pada saat awal munculnya Islam, seperti khutbah Abu Bakar yang
diucapkan setelah beliau terpilih sebagai khalifah pertama, “Wahai
sekalian manusia, kalian telah mempercayakan kepemimpinan kepadaku, padahal aku
bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Jika kalian melihat aku benar,
maka bantulah aku, dan jika kalian melihat aku dalam kebatilan, maka
luruskanlah aku. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah, maka bila aku tidak
taat kepada-Nya, janganlah kalian mentaatiku.” Dari pidato singkat
beliau, kita sudah bisa menyimpulkan bahwasanya pada saat itu, masyarakat di
hadapan hukum sudah dianggap mempunyai kedudukan yang sama. Kenyataan ini merupakan
suatu fakta bahwa benih-benih demokrasi sudah dimunculkan oleh Islam jauh
sebelum Negara-negara sekuler mengagung-agungkan demokrasi. (Cak Wid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar